5/28/2008

guru ideal

Guru ideal?. . . . itu topik yang bagus untuk dibicarakan. Kita ndak usah muluk-muluk tentang kriteria apa ideal itu. Idealnya si A belum tentu sama dengan ideal si B. jadi dapat dikatakan ideal tergantung dari posisinya masing-masing. Akan tetapi yang namanya ideal ada standarnya. untuk masalah guru nich, kita ikuti aja kata Ki Hajar Dewantara ; Ing ngarso sung tuladha, Ing madya bangun karso, Tut wuri handayani. Tiga hal itu bila dijabarkan akan membawa arahan kita dalam mencapai titik temu memahami seorang guru. Memang secara empirik, idealitas guru tergantung dari konteks, bahkan tergantung dari bagaimana para siswa menilai gurunya karena siswalah user utama yang bisa menilai akan aneka kelebihan yang dimiliki guru. Akan tetapi ada standar normatif. Coba lihat pada UU no 14/2005 mengenai 4 syarat kompetensi guru, serta lihat rumusan dari komisi khusus ditjend Dikti tentang sosok utuh guru profesional. Di sana tertera yakni guru profesional itu: (1) memahami peserta didik, (2) memiliki kemampuan pembelajaran yang mendidik, (3) menguasai bidang studi, dan (4) mampu mengembangkan kemapuan profesionalnya secara berlenajutan. Persoalannya adalah sudahkan kita memiliki hal-hal tersebut? Maka menjadi PR kita bersama bahwa menjadi guru adalah adanya kewajiban untuk selalu meningkatkan mutu diri kita secara berkelanjutan menuju pada sosok guru yang diidealkan oleh semua pihak: sisiwa, teman sesama, orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah. ideal itu adalah guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi terhadap tugasnya sebagai guru, dimana guru tidak hanya sekedar mentransfer materi pelajaran,tetapi guru yang ideal itu tau bagaimana cara membuat siswa-siswanya mengerti terhadap apa yang disampaikan. selain itu, guru yang ideal itu adalah sosok yang bisa menjadi teman (dalam tanda kutip ) bagi para siswanya,yang dapat memahami kondisi siswa-siswanya, sehingga antara guru dan siswa terjalin hubungan yang baik. Dengan hubungan yang baik,otomatis akan tercipta komunikasi yang baik antara siswa dan guru sehingga guru dapat lebih mudah menyelami dunia siswa untuk memberikan pengajaran yang ideal dan dapat mendidik para siswanya untuk menjadi yang lebih baik, karena tugas guru tidak hanya mengajar,tetapi juga mendidik.

GURU IDEAL


Guru ideal?. . . . itu topik yang bagus untuk dibicarakan. Kita ndak usah muluk-muluk tentang kriteria apa ideal itu. Idealnya si A belum tentu sama dengan ideal si B. jadi dapat dikatakan ideal tergantung dari posisinya masing-masing. Akan tetapi yang namanya ideal ada standarnya. untuk masalah guru nich, kita ikuti aja kata Ki Hajar Dewantara ; Ing ngarso sung tuladha, Ing madya bangun karso, Tut wuri handayani. Tiga hal itu bila dijabarkan akan membawa arahan kita dalam mencapai titik temu memahami seorang guru. Memang secara empirik, idealitas guru tergantung dari konteks, bahkan tergantung dari bagaimana para siswa menilai gurunya karena siswalah user utama yang bisa menilai akan aneka kelebihan yang dimiliki guru. Akan tetapi ada standar normatif. Coba lihat pada UU no 14/2005 mengenai 4 syarat kompetensi guru, serta lihat rumusan dari komisi khusus ditjend Dikti tentang sosok utuh guru profesional. Di sana tertera yakni guru profesional itu: (1) memahami peserta didik, (2) memiliki kemampuan pembelajaran yang mendidik, (3) menguasai bidang studi, dan (4) mampu mengembangkan kemapuan profesionalnya secara berlenajutan. Persoalannya adalah sudahkan kita memiliki hal-hal tersebut? Maka menjadi PR kita bersama bahwa menjadi guru adalah adanya kewajiban untuk selalu meningkatkan mutu diri kita secara berkelanjutan menuju pada sosok guru yang diidealkan oleh semua pihak: sisiwa, teman sesama, orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah. ideal itu adalah guru yang memiliki kompetensi profesional yang tinggi terhadap tugasnya sebagai guru, dimana guru tidak hanya sekedar mentransfer materi pelajaran,tetapi guru yang ideal itu tau bagaimana cara membuat siswa-siswanya mengerti terhadap apa yang disampaikan. selain itu, guru yang ideal itu adalah sosok yang bisa menjadi teman (dalam tanda kutip ) bagi para siswanya,yang dapat memahami kondisi siswa-siswanya, sehingga antara guru dan siswa terjalin hubungan yang baik. Dengan hubungan yang baik,otomatis akan tercipta komunikasi yang baik antara siswa dan guru sehingga guru dapat lebih mudah menyelami dunia siswa untuk memberikan pengajaran yang ideal dan dapat mendidik para siswanya untuk menjadi yang lebih baik, karena tugas guru tidak hanya mengajar,tetapi juga mendidik.

GURU GALAK


Guru galak?. . . Kedengarannya sangat ekstrim dan Mungkin sebagian siswa akan serempak mengatakan bahwa mereka tidak suka dengan guru yang galak. Padahal tujuan guru itu galak sebenarnya sangat baik yaitu agar murid-murid itu disiplin didalam mengikuti proses belajar mengajar. Tetapi galak itu tidak harus dengan marah dan tindak kekerasan . . . Yah mungkin memang ada murid yang harus dimarah karena perbuatan mereka juga. Guru memang sesekali juga harus marah agar muridnya itu tidak meremehkan..gurunya. Harus dibedakan antara galak sebagai disiplin dengan galak dalam bentuk fisik. Galak untuk disiplin itu contohnya guru memberikan sangsi bagi siswa yang tidak mengerjakan tugas sesuai dengan porsi kesalahan. Memberikan sangsi hanya salah satu cara agar para murid itu tidak mengulangi perbuatannya. Secara umum tujuan dari guru bersifat galak adalah agar muridnya belajar dengan giat dan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.

5/23/2008

WIDAYAT PELUKIS DEKORA NAIFISTIS INDONESIA


Ia dilahirkan di Kutoarjo,jawa tengah pada tahun 1923.menurut sumber yang lebih otentik ternyata widayat dilahirkan pada 2 Maret 1919.mana yang benar,Walahualambisawab.bakat melukis widayat dari kecil sudah kelihatan.setiap sore widayat menunggui Mulyono melukis (mulyono adalah kakak temannya) dan memperhatikan dengan cermat bagaimana mulyono mengayunkan kuasnya,mencampur cat dipalet sampai menggoreskannya dikanvas,semua itu widayat perhatikan dengan seksama.sampai suatu hari widayat beranikan diri untuk meminta sisa cat yang yang telah mulyono gunakan.dan dengan sisa cat itu widayat mencoba coba membuat gambar diatas kertas.kebahagiaan dengan menggambar tersebut terpupuk dari hari kehari.sampai akhirnya widayat tidak bias lepas lagi dari menggambar.
Pada tahun 1950 widayat pergi kejogjakarta dan mendaftar di Akademi Seni Rupa Indonesia dan diterima.selama mengikuti proses perkuliahan widayat banyak mempeoleh bimbingan dari hendra Gunawan.ia dilecut kreatifitasnya untuk dari awal supaya sudah menemukan identifikasi diri didalam melukis.rekan rekan seangkatan widayat sekarang sudah banyak yang menjadi pelukis terkenal diantaranya G.Sidharta,Bagong Kusudiarjo,Abas Alibasyah,Edi Sunaryo,Gambir Anom.
Pada Tahun 1954,Widayat bersama teman temannya mendirikan Pelukis Indonesia Muda,pada tahun 1959 widayat ,sunarto dan kawan kawannya dari ASRI Yogyakarta mendirikan sanggar bambu.Widayat menyelesaikan studinya pada tahun 1954,widayat juga aktif mengikuti pameran baik yang diselenggarakan oleh ASRI maupun pameran diluar ASRI.Widayat banyak mendapat perhatian dan dorongan dari para dosennya di ASRI,terutama sekali dari Hendra Gunawan Dan Kusnadi,dari Kusnadi lah Widayat mendapat rekomendasi untuk dikirim belajar ke jepang.dijepang widayat belajar keramik,gardening,grafis dan seni merangkai bunga atu ikebana.sekembali dari jepang likisan widayat banyak yang berubah .pada tahun 1954 setelah selesai belajar diASRI,widayat diterima sebagai salah seorang pengajar di ASRI yogyakarta.bahkan sejak tahun 1962 sekembalinya dari jepang widayat terpilih sebagai ketua jurusan ruan dalam di ASRI.widayat banyak memperoleh penghargaan dari pemerintah diantaranya pada tahun 1972 widayat menerima ANUGERAH SENI dari pemerintah sebagai pelukis Kontemporer Indonesia.
Widayat termasuk seorang pelukis yang mengalami beberapa macam corak dalam lukisannya,dari corak realisme,semi abstrak,dekoratif,sebagai pelukis widayat termasuk yang mampu menuankan pengalaman estetisnya dalam komponen bentuk,warna,texture,ritme,komposisi dan cerita dalam suatu kesatuan yang harmonis dan seimbang,ia mulai mengedepankan setiappengalaman pribadinya dalam pengendalian manifestasinya lewat bahasa rupa,bentuk,warna dan texture.arti Widayat yang dominan adalah kemampuannya untuk merentang hubungan antara warisan budaya moyangnya,lingkungannya,lingkungan pendidikannya,maupun pengalaman pribadinya,aspirasi dan konsepsi estetisnya secara menyeluruh dan matang.( dikutip dari buku pelukis dekora magis Indonesia,oleh sudarmaji )

I Love Painting

burung enggang,karya Lidya OS,cat minyak diatas kanvas,50cmx60cm

bercengkrama,karya Vellika Wibowo,grade 7,cat minyak diatas kanvas 50cmx60cm


siap bertarung,karya Reinaldo maslim,cat minyak diatas kanvas,50cmx60cm


( lukisan diatas adalah sebagian karya siswaku,Lidya OS,Vellika wibowo,Reinaldo M,semuanya menggunakan media cat minyak diatas kanvas )


Ada yang ditunggu tunggu oleh vellika,lidya dan beberapa murid lainnya setiap hari rabu jam terakhir,bahkan sebelum jam masuk mereka sudah meminta kunci untuk dapat masuk kedalam ruangan seni rupa dimana nantinya mereka akan belajar seni rupa. . . ya jam pelajaran seni rupa bagi sebagian siswa yang senang dengan pelajaran tersebut adalah saat yang sangat mengasyikkan bagi mereka ,dimana mereka dapat belajar dan berkarya seni rupa,melukis membuat patung,belajar membuat komik ataupun membuat karya seni rupa lainnya.bahkan mereka sampai meminta agar pelajaran seni rupa ditambah menjadi tiga jam pelajaran.merekapun merelakan waktu luangnya untuk ikut extra melukis setiap hari jumat sore disekolahan .dari beberapa hasil karya yang telah mereka buat memang kemampuan mereka didalam berkarya seni rupa sangat baik dibandingkan dengan siswa yang lainnya.yah memang setiap anak mempunyai kecerdasan dan kemampuan yang tidak sama.

5/21/2008

my gallery,ajang apresiasi dan kreasi siswa sekolah tunas bangsa


lsuasana kelas ketika siswa sedang mempersiapkan karyanya untuk pameran

My gallery. . . itulah tema yang diambil dalam pameran lukisan yang diadakan oleh Sekolah Tunas Bangsa Pontianak,pameran ini merupakan pameran gabungan dari seluruh elemen yang ada di sekolah Tunas Bangsa,Mulai dari tingkat Taman kanak kanak,SD,SMP maupun para guru khususnya Pak Yan sebagai guru menggambar SD dan saya sendiri sebagai guru seni rupa SMP,yang menarik dari pameran ini adalah semua menggunakan media daur uang yaitu dengan menggunakan kertas bekas kalender hal itu sesuai dengan konsep awal kegiatan “Recycle”.siswa menggambar diatas kertas kalender menggunakan cat poster.semua karya dipajang dihalaman sekolah,tidak kurang ada sekitar 200 karya yang dipamerkan dan dilelang untuk umum,oya pameran ini dibuka ini dibuka oleh bapak LH Kadir wakil Gubernur Kalimantan Barat,dan dihadiri oleh perwakilan dari dinas pendidikan Kalbar,dinas pendidkan Kabupanten Pontianak dan para undangan lainnya serta dimeriahkan atraksi barongsai,pagelaran tari dan lain lain
Dari hasil lelang lukisan sebagian dari hasil penjualan disumbangkan untuk para siswa yang berasal dari sekolah disekitar sekolah tunas bangsa,oya dari sekitar delapan lukisan yang saya ikutkan dalam pameran,alhamdulilah sekitar tujuh lukisan laku terjual,ada dua lukisan yang tidak terjual masing masing denga judul penari bali 1,penari bali 2,padahal menurut saya kedua lukisan itu adalah yang paling bagus,tapi pada kenyatanya justru lukisan yang lainnya malah bisa diapresiasikan dan terjual.
Yah ini semua merupakan kegiatan awal yang menurut kami sebagai panitia masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki agar untuk pelaksanaan pameran berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik